Sabtu, 09 Juli 2011

Hollywood Menghentikan Peredaran Filmnya di Indonesia, Apakah Hp7 Part. 2 Juga Tidak Akan Tayang? (2)

Dan kini, waktunya sudah semakin dekat, (seharusnya) tidak lama lagi kita semua akan menjadi saksi pertempuran terakhir di dunia sihir antara sisi baik dan sisi jahat, It All Ends Here...

Pemutaran perdana film Harry Potter and the Deathly Hallows: Part. 2 sudah digelar di Trafalgar Square, London, Inggris pada 7 Juli 2011 yang lalu, menghadirkan para pemain dan kru film, dan tentunya juga sang penulis novel sekaligus pencipta "Harry Potter". Para fans begitu semangat menyambutnya, dan tangisan-tangisan pun juga menghiasi acara premiere ini karena ini adalah yang terakhir! Sementara di Indonesia? Ah, masih belum selesai, semuanya masih kacau, belum ada satu pun film Box Office Hollywood terbaru yang diputar disini. Sampai kapan? Salah siapa? Mengapa bisa seperti ini?

Seperti yang tercantum di Worldwide Release Date yang dirilis Warner Bros, Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2, yang menjadi film terakhir dalam serial Harry Potter ini,seharusnya akan diputar di Indonesia pada 13 Juli, namun dengan adanya masalah ini, jadwal itu mungkin sudah tidak berlaku lagi bagi Indonesia, yang ada malah dijadikan bahan untuk ‘mengejek’, karena beberapa hari yang lalu, Internet Movie Database (IMDb), situs yang memuat segala informasi tentang film, menampilkan sesuatu yang aneh. Disana, yang tadinya tidak ada sama sekali jadwal tayang Hp7 Part. 2 untuk Indonesia, tiba-tiba memunculkan jadwal yaitu tanggal 13 Juli, lalu berubah menjadi 2012, dan berubah lagi menjadi 10 Juli! Sungguh sangat menjengkelkan cara seseorang untuk membuat bingung orang Indonesia. Situs IMDb memang sepertinya sudah tidak bisa lagi dijadikan sebagai sumber, karena begitu mudahnya orang-orang mengedit dan mengubah-ubah keterangan yang ada disana. Caranya? Hanya tinggal membuat akun, semuanya bisa dilakukan di situs tersebut.

Kembali ke masalah pajak, sebelumnya, ada yang mengatakan bahwa ini semua adalah salah pemerintah, yang menaikan pajak film sehingga para importir menghentikan peredaran filmnya di Indonesia, sehingga semua orang juga ikut-ikutan menyalahkan pemerintah. Tapi, ternyata ada yang lain, silakan baca dulu yang dibawah ini...

1. Tidak ada kenaikan bea film Import apapun dari Direktorat Jenderal Bea Cukai. Masih sama dengan yang disepakati oleh WTO (Organisasi Perdagangan International), yaitu film yang diimport harus membayar:


A. Bea Masuk Percopy
B. Bea Royalty
C. Bea Bagi Hasil


2. Sayangnya, pihak 21 hanya membayar Bea masuk per copy saja. 2 bea yang lain tidak dibayar sejak 1995 Padahal sebetulnya tidak ada kenaikan biaya apa-apa. Faktanya 21 yang tidak bayar ke pemerintah sejak 1995. Jadi siapa yang dirugikan? Anda bisa lihat sendiri.


3. Pada Saat ini SBY menginstruksikan untuk di tata ulang soal pajak film, Direktorat Jenderal Bea Cukai membuka kembali catatan yang ada dan ditemukan bahwa 21 tidak pernah membayar 2 item bea yang lain


4. Jumlah yang harus dibayarkan 1000% karena tertunggak dari 1995. Karena itu 21 tidak mau bayar dan menggunakan ancaman mau memboikot film-filmnya. Mereka menggunakan masyarakat pecinta film Hollywood untuk diprovokasi menyerang pemerintah dengan menyebar isu kenaikan biaya Import menyebabkan MPAA boikot film Import


5. Jadi, 21 sedang melakukan politik adu domba antar pecinta film, antar sineas, dan antar pemerintah. Hal itu dilakukan untuk menekan pemerintah karena tidak mau bayar bea yang besar itu. Jadi bilang sama teman-teman kamu, kita sedang di provokasi. Di adu domba.


Sekarang pihak 21 dan DJBC (Direktorat Jendral Bea Cukai)sedang melakukan negosiasi dan pada saat ini juga, 21 terus akan membangun opini : Film Hollywood akan ditarik dari peredaran Sehingga nanti, ketika terjadi kesepakatan yang akhirnya membuat harga tiket naik, masyarakat akan protes ke Pemerintah.

Cukup rumit, sekarang kita semakin dibuat bingung, sebenarnya mana yang benar? Mana yang harus kita percaya? Mungkin sebenarnya tidak terlalu penting untuk kita memikirkan masalah ini, siapa yang benar, siapa yang salah, dan siapa yang menjadi penyebabnya, kita hanya ingin film-film Hollywood kembali mewarnai wajah perfilman Indonesia yang saat ini, kenyataannya, kebanyakan hanya film bertema horror yang sebenarnya bukan horror, tapi malah menjurus ke yang ‘lain’, membuat alur cerita semakin tidak jelas dan tidak enak untuk ditonton.

Berikut adalah beberapa komentar para Harry Potter Freaks tentang masalah ini...

Pihak-pihak yang terkait harusnya bisa lebih bertanggung jawab sama apa yang telah dilakukan, bukan malah ngorbanin pecinta film” (@fikrianna - Twitter)

Well ga apa-apa sih kalau harga tiket nonton itu naik, kalau untuk perbaikan kualitas film, dan pemerintah juga ga bisa disalahin sepenuhnya atas kejadian ini” (@frukkaustic - Twitter)

Kesalahan terbesar tetap di tangan pemerintah, karena mereka ga mampu menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya” (@faizalegi - Twitter)

Pertama kecewa pasti min, menurut saya pemrintah & pihak bioskop salah. mereka ga mau kerja sama untuk menyelesaikan maslah ini, kitalah korbannya” (@dwielidaokt - Twitter)

Berapapun tiketnya mau naik demi nonton Harry Potter 7 Part 2 gue jabanin !” (@dwikaandriari - Twitter)

Kapan Indonesia mau berkembang kalau begini terus?” (@jenijenihoo - Twitter)

Bingung mana yang bener. Biarpun harganya agak naik padahal biar aja asal harpotnya tayang. Film harpotnya aja...” (Viska Vizuka - Facebook)

Kecewa banget kalau harpot kali ini gag tayang, bisa nangis guling-guling kalau kaya gini... Ga ada yang mau tanggung jawab apa dalam hal ini? Malah cuma bikin Harry Potter Freaks Indonesia kecewa berat kalau begini!!” (Retno Potter - Facebook)

Hahahaha parah banget dah ah, ini gara-gara orang koruptor ya begini lah jadinya , Indonesia banyak utangnya ..,” (Phutri Mahdya - Facebook)

Kita ga bisa menyalahkan pemerintah gara-gara pajak yang naik. Walaupun pajak naik, tapi perasaan pajaknya juga ga terlalu banyak. Kalo ga salah 3000/menit atau berapa gitu, aku lupa. Tapi kayaknya ini ada sesuatu yang salah sama pihak 21/XXI. Bisa aja mereka mempermainkan 'pajak' film itu...” (Aghietyas Choirun Az Zahra - Facebook)

Jadi? Siapa yang salah? Apa yang sebenarnya menjadi penyebab semua ini? Mungkin, dibutuhkan Veritaserum* untuk menjawab semua pertanyaan itu... / Rifky. A. F | Referensi:  Berbagai Sumber

Baca juga "Hollywood Menghentikan Peredaran Filmnya di Indonesia, Apakah Hp7 Part. 2 Juga Tidak Akan Tayang?"

*) Veritaserum: Ramuan Kejujuran

9 komentar:

  1. jadi harpot7 p2 ga akan diputer nih?
    yaaaaah...
    padahal installment terakhir..
    *hiks!*
    T__T

    BalasHapus
  2. jangan salahkan aku lho ya nek beli yang bajakan :d

    BalasHapus
  3. mari sama2 berdoa supaya harpot 7 part 2 bisa diputer di Indonesia. Meskipun agak terlambat, aku bakalan nonton.....

    BalasHapus
  4. dah pada nonton ke Malaysia ajah.. hihih..

    BalasHapus
  5. kl emang freak.. dah nonton aja ke Malaysia.. heheheheh...

    BalasHapus
  6. inovainovainovaHPF7/11/2011 06:34:00 PM

    “Berapapun tiketnya mau naik demi nonton Harry Potter 7 Part 2 gue jabanin !” (@dwikaandriari - Twitter)

    setuju de ama kamu
    and beli bajakan ?
    we'll do it !!!
    haha

    BalasHapus
  7. si gadis cilik

    padahal pingin liad perang terbesarnya,..
    T.T

    gag puas klo cuma baca,..
    :'(

    BalasHapus
  8. Kesalahan 100% PEMERINTAH kawan2...

    Janganlah kita salahkan PENGUSAHA yang memang akan menghalalkan segala cara untuk mengeruk UNTUNG!

    Bayangkan saja...APAKAH MUNGKIN dari 1995 itu film2 bisa masuk dengan cara "menipu" pajak???

    Adalah BOHONG BESAR bila pihak pengusaha (baca: 21) TIDAK MEMBAYAR pada pihak pemerintah...mereka PASTI membayar (baca: SOGOKAN) agar dapat dgn mudah "menipu" 2 item pajak tsb.

    Pertanyaan nya:
    1. Apakah pemerintah akan mengaku lalai karena membiarkan hal tsb terjadi sekian lama??
    2. Apakah adil jika pengusaha film harus membayar lagi hutang tsb? Ingat pengusaha sudah membayar "pelicin" dan pembajakan film di Indonesia sudah di tahap akut (note: pemerintah jg membiarkan pembajakan merajalela)

    Catatan sebagai konsumen saya cukup puas dengan pelayanan bioskop sampai saat ini - sebelum aksi boikot (kualitas cukup baik & jadual release tidak tertinggal dgn negara lain). Dan saran saya...sudahlah tidak usah mempermasalahkan hal2 yg telah lewat, YANG PENTING KEDEPAN nya pemerintah tidak tertipu lagi dengan praktik2 bawah tangan seperti ini dan STOP piracy!

    BalasHapus

Tuliskan komentar kamu untuk artikel ini...
PERHATIAN! Harap cantumkan nama saat memposting komentar!