Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore bisa dibilang merupakan karakter penting dalam Harry Potter, bahkan mungkin melebihi Harry Potter sendiri. Seorang pria cerdas, penyihir yang kompeten, dan salah satu soceror besar pada masanya. Selama beberapa waktu kita selalu dibuat terkesan akan karakter Albus Dumbledore yang bijaksana sebagai mentor Harry. Kisahnya sendiri tidak diketahui sebelum buku terakhir mengupas sisi lain dari kehidupan Dumbledore.
Menurut JKR, Albus lahir pada tahun 1881sekitar bulan Juli atau Agustus. Karena itu kemungkinan besar astrologinya adalah Leo dan ini sangat cocok karena Albus masuk asrama Gryffindor saat bersekolah di Hogwarts pada 1892.
Albus adalah penyihir berdarah campuran putra dari Kendra, kelahiran Muggle, dan ayahnya Percival, darah murni. Masa muda Dumbledore adalah masa-masa yang traumatis baginya. Ayahnya dipenjarakan di Azkaban karena menyerang Muggle yang sebelumnya menyerang adik perempuan Albus, Ariana. Kejadian ini begitu melukai hati Albus muda saat itu. Setelah peristiwa itu, keluarga mereka pindah ke Godric’s Hollow. Saat itu Albus Dumbledore telah menampakkan bahwa dirinya brilian. Dia adalah siswa yang cerdas dan berprestasi. Dia meninggalkan sekolahnya pada 1899.
Selama musim panas tahun itu ia berkenalan dengan Gellert Grindelwald, keponakan Bathilda Bagshot, tetangga Albus. Persahabatan mereka berkembang karena mereka sama-sama pemuda yang brilian dan memiliki cita-cita yang sama tentang supremasi penyihir “untuk kebaikan yang lebih besar.” Di sinilah benih-benih cinta Dumbledore mulai tumbuh. Tidak pernah dikatakan apakah Gellert merasakan hal yang sama terhadap Albus.
Sementara itu Ariana tidak juga sembuh dari penyakit kejiwaan dan emosional akibat penyerangan Muggle. Tanpa sengaja dia membunuh Kendra. Penyebab kematian itu ditutup-tutupi, tapi itu bukanlah kematian terakhir. Adik laki-laki Albus, Aberfort, menentang persahabatan Albus dengan Gellert. Hingga akhirnya terjadilah pertarungan antara Albus, Aberfort, dan Gellert. Dalam pertarungan itu Ariana tidak sengaja terbunuh. Dan setelah kematian Ariana, hubungan Albus dan Aberfort tidak baik, sementara Gellert Grindelwald pergi dari Godric’s Hollow, hubungan persahabatannya dengan Albus telah berakhir. Ditinggal seluruh keluarganya membuat Albus merasa begitu terpukul. Ia tak bisa menolak rasa bersalahnya yang selalu menganggap bahwa dirinyalah yang membunuh Ariana.
Kejadian-kejadian itu kemudian membentuk karakter Albus Dumbledore sampai ia menjadi guru Transfigurasi di Hogwarts dan bermetamorfosis menjadi penyihir yang lebih bijak. Grindelwald yang tetap meneruskan cita-citanya dalam mencari kekuasaan akhirnya bertemu dalam sebuah pertempuran dengan Albus Dumbledore pada tahun 1945. Dumbledore mengalahkan Grindelwald dan memiliki tongkat sihir Elder, salah satu Relikui Kematian. Dumbledore pun ternyata masih tergoda untuk mengumpulkan semua Relikui Kematian. Itu ditunjukkan dengan betapa senangnya Albus saat mengetahui bahwa James Potter memiliki jubah gaib yang diduga Albus sebagai salah satu Relikui Kematian.
(Sumber: HP Lexicon).
ada hal yang bikin aku penasaran banget di buku 7, sebenarnya serangan dalam bentuk apa sih yang dilakukan 3 bocah muggle kepada ariana? ada yang tau gak? thx :)
BalasHapusdia kayak membuat ariana frustrasi gitu nah, kyk dia menyerang ariana secara mental sehingga sihirnya masuk kembali ke dalam dirinya dan menggila di dalamnya. yg pasti serangan muggle itu bukan serangan fisik.
BalasHapusdia kayak membuat ariana frustrasi gitu nah, kyk dia menyerang ariana secara mental sehingga sihirnya masuk kembali ke dalam dirinya dan menggila di dalamnya. yg pasti serangan muggle itu bukan serangan fisik.
BalasHapus