Siapa yang tak kenal Harry, Hermione, dan Ron? Kisah tiga penyihir muda ini sudah banyak digemari sejak kemunculan novel pertama Harry Potter dan Batu Bertuah pada 1997 di Inggris. Lebih dari 10 tahun berselang, penggemar serial Harry Potter terus bertambah. Kisah menarik tentang penyihir muda yang melawan kekuatan gelap ini memang membius banyak muggle (sebutan untuk manusia tanpa kekuatan sihir). Terutama kita, anak muda yang gemar membaca! Siapa sih yang enggak kepingin belajar mantra dan tinggal di sekolah sihir?
Bagi Shafiq, 21, Harry Potter punya jalan cerita yang unik. Dari kelas 5 SD, ia sudah menenteng buku Harry Potter dan Batu Bertuah yang tebal itu
“Harry Potter adalah satu- satunya buku yang membuat saya enggak bisa berhenti membacanya sampai akhir,” ujarnya. “Hampir enggak bisa ngapa-ngapain kalau lagi baca. Paling makan, tidur, baca. Buku lain enggak ada yang bisa membuat saya seper ti itu.” Shafiq juga me ngaku rajin membaca ulang tiap seri bukunya. Dua sampai tiga kali, bergantung pada ketebalan buku.
Namun, bagi mahasiswa Universitas Gunadarma ini, karakter favoritnya justru bukan Harry, Hermione, atau Ron. Ia malah mengidolakan tokoh Severus Snape, guru yang mengajar ramuan di sekolah sihir Hogwarts.
“Karakternya unik, karena penulis memberikan gambaran palsu tentang siapa Snape sebenarnya,” jelas Shafiq.
Dari ketertarikannya dengan cerita Harry Potter, Shafiq lantas bergabung dengan milis Indo Harry Potter pada awal 2007. Dari situ, ia kemudian mengorganisasi banyak acara pertemuan antaranggota, Milis Harry Potter sendiri telah dibentuk pada 1 Oktober 2001 oleh Edu dan Egi. Anggota milis yang lima orang itu kini semakin bertambah hingga mencapai lebih dari 6.000 orang. Mengikuti perkembangan social networking, Indo Harry Potter juga kian aktif di Facebook dan Twitter.
Untuk memuaskan keinginan para anggotanya, Indo Harry Potter rajin membuat acara offl ine. Acara yang biasanya diadakan dua kali setahun ini punya tema yang bera gam dengan permainan menarik. Misalnya pada 2009, mereka mengambil tema Hogwarts Tournament, dengan peserta bermain Quidditch (olahraga khas dunia sihir) lengkap dengan sapu terbang!
“Iya, kita pakai sapu terbang, tapi enggak terbang,” ujar Shafiq.
Selain bermain Quidditch, anggota milis juga kreatif membuat permainan seru. Misalnya lomba mencari Horcrux (benda sihir yang menyimpan separuh jiwa Voldemort) dan Hallows (tiga benda sihir paling sakti). Tak ketinggalan, mereka juga memberikan test Ordinary Wizarding Level (OWL) yang digunakan untuk melihat kemampuan sihir dalam cerita Harry Potter.
Semua usia
Tak hanya anak muda, ternyata Harry Potter juga digemari banyak kalangan. Tak terkecuali Anne Lumos, salah satu moderator milis Indo Harry Potter yang kini fokus pada usaha pernak-pernik sihir di Kelontong Sihir.
Pada 2000, Anne yang saat itu berusia 25 tahun justru kenal Harry Potter dari kakaknya yang sudah berkeluarga. Ceritanya yang banyak mengambil mitologi dari Eropa ini dianggap Anne sebagai sesuatu yang beda.
“Sebetulnya ini cerita remaja biasa. Tapi kemasan dan konflik yang ditampilkan sangat menarik. Membuat emosi pembaca naik-turun,” ujar Anne.
Saking menggilai dunia sihir ciptaan JK Rowling itu, Anne bahkan menggunakan kosakata khas penyihir untuk berbicara dengan temannya.
“Kita suka mengganti kata e-mail dengan burung hantu atau perkamen,” ujarnya. “Nanti gue kirim burung hantu ya,” begitu Anne mencontohkan percakapannya.
Kegilaan lainnya bisa dilihat pada Nonton Bareng Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 di Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Minggu (21/11) lalu. Di sana anggota Indo Harry Potter ber-cosplay menjadi Hermione, Voldemort, dan Luna Lovegood.
Seiring dengan berakhirnya film Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2 tahun depan, banyak anggota yang mulai bertanya-tanya tentang kelangsungan komunitas ini. Praktis jika buku dan filmnya sudah tamat, tak ada lagi yang bisa mereka tunggu-tunggu. Namun, Shafiq dan Anne tetap optimis komunitas ini akan terus berjalan,
“Komunitas Lord of The Rings misalnya, walau penulisnya sudah meninggal dan ceritanya sudah tamat, mereka tetap eksis. Kenapa kita tak bisa seperti itu?” ujar Shafiq.
“Selama kita masih punya semangat, pasti bisa tetap berjalan,” ujar Anne.
Lagi pula, membangun komunitas ternyata banyak manfaatnya. Selain bisa menyalurkan kegilaan kita tentang Harry Potter, kita juga bisa menambah banyak teman. “Juga jaringan antarsesama komunitas sehingga kita bisa bekerja sama membuat acara-acara yang lebih seru,” ujar Anne.
Situs seru
Selain Indo Harry Potter, ada juga komunitas maya yang bisa disambangi, yaitu Harry Potter Freaks Indonesia. Lewat situsnya www.hpfindonesia.tk, Rifky Ahmad, siswa kelas 2 SMA, rajin memposting berita-berita terbaru dunia sihir Harry Potter. Dibantu beberapa teman yang juga dikenal di dunia maya, Rifky membuat situs tersebut pada 31 Juli 2010.
“Hampir tiap hari kita selalu update berita-berita terbaru,” ujarnya yang mengidolakan karakter Neville Longbottom ini.
Kalau tak puas dengan itu, kamu juga bisa klik cybwizhsi.blogspot.com. Di sini kamu bisa mendapat banyak pelajaran dunia sihir ala Harry Potter seperti mantra, pertahanan terhadap ilmu hitam. rune kuno, satwa gaib, dan sejarah sihir. Dengan membaca banyak pelajaran ini, kamu seolah-olah masuk menjadi siswa di Hogwarts dengan empat asramanya itu.
Artikel ini HPFI Blog dapatkan dari Koran Media Indonesia yang terbit Minggu, 28 November 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan komentar kamu untuk artikel ini...
PERHATIAN! Harap cantumkan nama saat memposting komentar!